Apalah arti sebuah tajuk? Bagi album mini ini, tajuk Fingers seperti mewakili watak yang dimiliki oleh lima lagu di dalamnya. Watak bahwa lagu-lagu ini hanya memuat bunyi instrumen yang langsung dimainkan oleh jemari, tanpa alat perantara seperti stik — hanya petikan gitar dan denting synth. Juga watak bahwa semua aransemen diciptakan dan dimainkan sendiri oleh tangan Danilla (oke, kecuali di lagu “Middle” yang menyertakan isian gitar kolaborator Lafa Pratomo).
Dengan durasi total yang tidak sampai seperempat jam dan aransemennya yang minimalis, Fingers bisa saja dituduh — mungkin malah memang kenyataannya — sebagai sekadar proyek iseng dari Danilla. Namun tak bisa dipungkiri bahwa album mini ini menandakan perkembangan Danilla sebagai seorang artis yang mandiri. Dimulai dari Telisik yang berada
di bawah panduan Lafa, dilanjutkan dengan Lintasan Waktu di mana Danilla mulai mendominasi penciptaan lagu, hingga kini ia sudah berani memegang kendali penuh terhadap karyanya tanpa perlu saringan dari pihak lain. Hasilnya adalah sebuah rilisan yang mampu memancarkan kepribadian bermusik Danilla secara intim, seakan ia sedang melantunkan lagu-lagunya langsung di sisi Anda.
Semoga saja keberanian ini berlanjut pada karya-karya Danilla berikutnya, supaya sikap vokal dan tidak peduliannya terhadap pendapat orang tak berhenti menjadi persona media sosial belaka, tetapi juga tercermin pada pendekatannya dalam mencipta. Patut dinanti.
P.S.: bila diperkenankan berinterpretasi lebih liar, Fingers juga bisa dianggap sebagai pengiring sensual untuk sesi bersentuhan dengan pasangan.
Profil Reno Nismara
Reno Nismara adalah mantan jurnalis musik yang telah menjual jiwanya kepada perusahaan teknologi. Meski demikian, ia senantiasa berupaya menyediakan waktu demi bisa terus berkutat dengan musik — Reno merupakan salah satu pendiri kolektif musik Studiorama dan berstatus sebagai vokalis sekaligus pengocok tamborin untuk Crayola Eyes.